Setiap kota pasti punya ikon yang memberikan ciri khas tertentu, seperti Tugu Khatulistiwa yang menjadi ciri khas kota Pontianak. Mungin masih banyak yang belum tahu tentang Tugu Khatulistiwa.
Tugu Khatulistiwa terletak di Jalan Khatulistiwa, Siantan, Kota Pontianak Utara, Kalimantan Barat (klik untuk lokasi maps). Hanya perlu menempuh jarak 3 km dari pusat kota dengan akses jalan yang mudah. Kita akan melewati jembatan tol yang membentang di atas sungai kapuas, salah satu sungai terpanjang di Indonesia. Saya sendiri tidak pernah melewati kesempatan melihat pemandangan di bawah jembatan.
Tugu Khatulistiwa buka mulai pukul 08.00 sampai 16.30. Untuk masuk ke sini pun kita tidak perlu mengeluarkan biaya, alias gratis. Kita juga mendapatkan sertifikat pengunjung loh sebagai bukti beserta foto kita dan tanda tangan walikota. Cukup membayar 10.000 ribu rupiah saja. Cukup murah, ya?
Tugu Khatulistiwa buka mulai pukul 08.00 sampai 16.30. Untuk masuk ke sini pun kita tidak perlu mengeluarkan biaya, alias gratis. Kita juga mendapatkan sertifikat pengunjung loh sebagai bukti beserta foto kita dan tanda tangan walikota. Cukup membayar 10.000 ribu rupiah saja. Cukup murah, ya?
Sedikit sejarah tentang Tugu Khatulistiwa
Tugu ini didirikan pada masa penjajahan Belanda untuk menentukan tonggak garis equator. Pertama dibangun, tugu ini hanya berupa tonggak dengan anak panah. Sekarang tonggak asli dilindungi bangunan yang terdiri dari 4 tonggak kayu belian, yang masing-masing berdiameter 0,30 meter. Dua tonggak di depan memiliki ketinggian 3,05 meter, sedangkan dua tonggak bagian belakang tempat tempat lingkaran anak panah dan penunjuk arah setinggi 4,40 meter. Di tengah diameter lingkaran terdapat tulisan EVENAAR yang bearti khatulistwa. Di bawah anak panah terdapat plat dengan tulisan 109o 20' OLvGr yang menunjukkan letak berdirinya tugu pada garis bujur timur.
Nah, ada peristiwa menarik dan yang menjadikan alasan tugu ini dibangun. Setiap tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September di peringati sebagai hari kulminasi matahari. Pada saat titik kulminasi ini terjadi, matahari tepat berada di garis khatulistiwa dan berada di atas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan-bayangan di muka bumi.
![]() |
Tiang tampak tak ada bayangan. |
Festival ini kebetulan baru saja terjadi minggu lalu. Berikut beberapa potret keseruannya.
![]() |
Telurnya berdiri sendiri akibat gravitasi matahari yang tinggi |
![]() |
Ramainya para wisatawan mengunjungi tugu khatulistiwa |
Festival Menarik Lainnya
Tidak hanya atraksi tanpa bayangan dan berdirinya telur-telur, kita juga disuguhi festival kuliner khas Pontianak. Banyak tenda-tenda yang menjual makanan khas Pontianak serta tentu saja es kelapa. Di tengah terik matahari yang menyengat pedagang es kelapa mendadak tenar.
Selain itu kita juga disuguhi lenggokkan-lenggokan indah dari penari-penari yang menampilkan tarian daerah Pontianak. Kita juga bisa mengikuti seremonial penyambutan equinox expo yang memperkenalkan keunikan budaya lokal. Sengatan matahari benar-benar terbayarkan!
Spot Foto yang Menarik
Tak kalah menarik lagi, ada spot foto yang sangat kekinian. 1000 payung warna-warni yang menghiasi langit di Tugu Khatulistiwa. Di bawah sengatan matahari, payung-payung ini mampu meberikan efek teduh bagi para wisatawan.
Tugu ini merupakan salah satu situs purbakala yang dimiliki negara Indonesia, sangat istimewa dan menjadi kebanggaan nasional karena telah di akui oleh unisco. Semoga tetap terjaga kelestariannya, dan semakin ramai wisatawan yang berkunjung dan mengenal Tugu Khatulistiwa ini.
#TantanganODOP3 #onedayonepost #odopbatch6 #nonfiksi
4 Komentar
Aamiin, suka tulisan dan foto-fotonya. Nenty di Pontianak? Semoga kapan2 bisa ke sana bareng keluarga. Dulu waktu masih kerja pernah dinas ke Pontianak, sayang tidak mampir ke tugu ini.
BalasHapusWah kapan kapan kalau main kesini kabarin mba.. ku siap ajak keliling 😍😍😍
HapusAlhamdulillah, jadi tahu keseruan tugu khatulistiwa. Terimakasih sudah berbagi.
BalasHapusTerima kasih juga ibu kunjungannya 😉😉😉
Hapus