“Anak SD sudah pacaran, kok kamu belum?”


“Anak SD sudah pacaran, kok kamu belum?”

Miris. Saya merasa sangat tertohok mendengar pertanyaan itu. Bukan! Bukan karena saya belum mempunyai pasangan, tapi karena sesuatu yang dulunya dianggap tidak wajar sekarang dianggap remeh, ‘anak SD sudah pacaran.

Saya rasa ini sudah menjadi pengetahuan umum dan hal yang biasa kita lihat. Bayangkan mereka yang berseragam merah, berbeda jenis kelamin, berjalan bersama bergandeng tangan.  Bahkan, saling mem-posting foto bersama pasangan di media sosial.

Masih ingat kasus yang sempat viral dan heboh di media sosial? Tentang seorang anak SD yang menghamili pacarnya yang merupakan siswi SMP di Tulungagung. Hal yang membuat tercengang adalah fakta bahwa ayah dari anak laki-laki tersebut yang menyatakan perilaku anaknya sebagai uji “manly”. 

Berita tersebut sesungguhnya hanyalah salah satu dari kasus yang terungkap. Siapa yang salah? Apa yang salah?

Saya rasa semua turut terlibat, pola asuh orang tua dan lingkungan. Seorang anak belajar dari meniru apa yang mereka lihat, saksikan dan mendengar. Tanpa penejelasan yang tepat, anak bisa salah menginterpretasi dan menghasilkan perilaku salah belajar. Menurut saya, pacaran diusia dini merupakan salah satunya.

Tapi hal yang paling utama adalah pembiasaan. Berapa banyak orang tua, guru, teman dan lingkungan lain yang mengetahui perilaku tersebut salah, tanpa memberi teguran bearti? Saya ingat ketika teman saya menceritakan tentang adiknya yang masih duduk dibangku kelas 4 sekolah dasar tapi sudah memiliki dua pacar. Dia menceritakan tanpa beban dan dianggap sebagai hal yang biasa. Meskipun mungkin perilaku pacarannya saat itu hanya sebatas antar-jemput sekolah. Tapi, bayangkan jika perilaku-perilaku kecil yang salah dan dibiarkan saja? Hal tersebut bisa berkembang dan berdampak buruk jika tanpa pembelajaran yang baik.

Beberapa hal yang harus diperhatikan orang tua dan lingkungan lain yang pertama adalah menjaga apa yang anak tonton. Banyak sekali orang tua yang ‘menemani’ anaknya menonton sinetron tanpa ‘mendampingi’ mereka. Banyak sekali konten-konten yang kurang baik ditayangkan dalam sinetron. Jika orang tua hanya diam saja atau bahkan asyik menonton bersama anak tanpa memberikan penjelasan-penjelasan kepada anak, anak akan menganggap perilaku tersebut benar dan menirunya. Kedua, pembiasaan. Jika kita melihat ada anak yang menunjukan perilaku pacaran, kita harus bisa mengedukasi mereka dengan baik, bukan membiarkan atau menganggap hal tersebut adalah biasa. Ketiga, selalu awasi anak, apa yang mereka lakukan, bagaimana hari mereka. Ajak anak berbicara dan menceritakan hari mereka, sehingga orang tua bisa mengetahui apa yang dilakukan anak.
Jagalah anak anda dengan baik, karena mungkin ada hal-hal buruk yang terjadi dari hal yang kita anggap remeh. Moralitas bangsa kita semakin bergeser ke arah berlawan. Dulu yang dianggap tabu sekarang dianggap normal. Dulu yang dianggap aneh sekarang dianggap wajar.

#komunitasonedayonepost #ODOP_6

Posting Komentar

1 Komentar