Hari ini, tidak seperti biasanya. Kelas di mulai agak terlambat. Sudah pukul tujuh tapi bu guru belum hadir. Temtu saja para siswa gembira, mereka masih sempat menyalin pr temannya.
Suasana kelas yang sebelumnya ricuh mendadak hening ketika seorang guru datang. Namun bukannya guru matematik, melainkan guru yang paling ditakuti satu sekolah. Ibu Ratna, guru bimbingan konseling.
"Sudah kelas 3 SMP masih saja tidak berubah, ya," bu Ratna berkata sambil masuk ke dalam kelas dengan membawa penggaris rotan di tangannya. "Hari ini kita akan razia dadakan."
Bu guru Ratna pun mulai meminta siswa untuk mengeluarkan seluruh isi tas mereka dan meletakkannya di atas meja. Bu Ratna berkeliling kelas memerika apa saja yang di bawa siswa-siswanya. Kebanyakan yang melakukan pelanggaran adalah para siswi. Ada yang membawa cermin, lipstik, pensil alis dan perlengkapan kecantikkan lainnya. Bu Ratna tak habis pikir.
Bu Ratna pun kembali berkeliling, sampai berada di meja seorang siswa yang dar tadi memeluk tasnya.
"Andi? Kok tidak di keluarkan isi tasnya?" tanya bu Ratna.
Bukannya menjawab, Andi hanya menggeleng. Bibirnya pucat, tangannya bergetar, ia memeluk erat tasnya.
"Andi." Bu Ratna memperingati.
Tak sabar, karena Andi sepertinya tidak mendengar, Bu Ratna pun merebut tas Andi. Bu Ratna memeriksa isinya dan mengeluarkan berkotak-kotak rokok.
"Untuk apa bawa rokok ke sekolah?" tanya bu Ratna sambil menatap Andi tajam.
Andi hanya diam.
"Ikut Ibu ke ruang BP."
***
"Kamu merokok, Andi?" Bu Ratna mulai menginterogasi Andi setelah mereka berdua hanya di ruang BP.
"Tidak bu," jawab Andi pelan.
"Terus, untuk apa bawa rokok ke sekolah?"
Andi menunduk dan tidak menjawab.
Sebenarnya bu Ratna tidak heran. Ini bukan pertama kalinya Andi masuk ke ruang BP. Andi memang suka berbuat onar. Berkelahi, tidak mengerjakkan pr, datang terlambat, sudah menjadi catatan di buku hitamnya. Bu Ratna juga sudah lelah memanggil orangtuanya, tetapi tak pernah datang.
"Hari ini ibu akan antar kamu pulang. Ibu mau bicara dengan orangtua kamu."
"Jangan Bu!" ucap Andi panik. "Saya tidak merokok bu! Saya berani sumpah!"
Namun keputusan bu Ratna sudah bulat. Ia harus mendisiplinkan Andi. Ini adalah tahun terakhirnya sebelum ia akan memasuk sekolah menengah atas nanti.
***
Setelah mengantar Andi ke rumahnya, Bu Ratna menjadi tak enak hati. Ternyata bapak Andi sangat kasar. Bu Ratna ingat, Andi berkali-kali mengatakan ia tidak merokok. Bu Ratna benar-benar menjadi tidak tenang. Ia berusaha menelpon ayah Andi, namun tidak pernah di angkat.
***
Dua hari sudah Andi tidak masuk. Surat izin sakit pun tidak ada. Bu Ratna makin khawatir. Ia berniat mengunjungi Andi di rumahnya nanti. Baru saja bu Ratna mau mengeluarkan motornya, datang Putri, si ketua kelas.
"Siang bu. Saya mau bicara tentang Andi, bu," Putri berkata sambil terlihat takut-takut.
"Siang bu. Saya mau bicara tentang Andi, bu," Putri berkata sambil terlihat takut-takut.
"Andi tidak merokok bu. Dia hanya menjual ke teman-teman yang lain. Tapi, saya bisa jamin Andi tidak pernah merokok, bu. Andi tidak pernah dikasih jajan bu. Di rumah pun jarang ada makanan. Bapaknya jarang di rumah. Biasa tetangga yang kasih makanan bu." Cerita Putri singkat.
Bu Ratna tidak perlu bertanya, bagaimana Putri bisa tahu. Ia tahu Putri tinggal tidak jauh dari rumah Andi. Bu Ratna semakin merasa tak enak hati. Ia merasa gagal menjadi guru. Padahal ia tahu Andi hanya tinggal dengan bapaknya, tidak ada yang pernah tahu siapa ibunya. Harusnya Bu Ratna mendengarkan penjelasan Andi. Sekarang dia sangat menyesal.
***
#KomunitasOneDayOnePost #ODOP_6
Bu Ratna tidak perlu bertanya, bagaimana Putri bisa tahu. Ia tahu Putri tinggal tidak jauh dari rumah Andi. Bu Ratna semakin merasa tak enak hati. Ia merasa gagal menjadi guru. Padahal ia tahu Andi hanya tinggal dengan bapaknya, tidak ada yang pernah tahu siapa ibunya. Harusnya Bu Ratna mendengarkan penjelasan Andi. Sekarang dia sangat menyesal.
***
#KomunitasOneDayOnePost #ODOP_6
8 Komentar
Kasihan bu Ratna, antara khawatir dan tidak tenang pasti mengganggu perasaannya
BalasHapusIya nih :( kasihan Bu Ratna. Antara ingin mendisiplin kan tapi keliru
HapusMenunggu kelanjutan ceritanya 😊
BalasHapusmakasih kak evita kunjungannya ^^ sebenarnya ini dah selesai xD
HapusAnda lanjutanya kah ? Ditunggu
BalasHapusUdah selesai nih kak lulu xD
HapusSudah berakhirkah ceritanya? Ketika baca, jantung saya sudah berdegup kencang. Apa yang terjadi dengan andi selanjutnya. Penulis pandai sekali membuat pembacanya penasaran
BalasHapusBunda Endahhh.. makasih kunjungannya <3
HapusIya nih sudah tamat hehe... Makasih bunda, saya juga baru baru nyoba nulis fiksi nih :D