Titik Terjenuh



Pernahkah kamu merasa jenuh dengan apa yang kamu kerjakan? Merasa benar-benar bosan dan ingin berhenti melakukannya? Padahal sebelumnya kamu sangat menikmati pekerjaanmu?

Disatu sisi kamu ingin bertahan. Tapi disisi lain kamu juga merasa jemu. Kamu seperti kehilangan arah dan tujuan. Pikiranmu kosong. Ingin lari tapi kamu bahkan tidak mengerti harus pergi kemana.

Kamu bertanya-tanya, kemana padamnya api yang pernah membara? Apakah karena terlalu lama berdiri di bawah hujan?

Atau selama ini yang kamu lakukan bukan yang kamu inginkan? Apa yang kamu lakukan tidak pernah datang dari hati?

Atau mungkin itu adalah bisikkan syaitan?  Yang menyuruhmu untuk menyerah dan hanya berbaring pasrah. Menggodamu untuk bersantai-santai dan bermalasan. Mengabaikan kewajiban dan tanggungjawab yang harusnya kamu tanggung.

Pernahkah? Tentu pernah. Kamu berfikir untuk mengambil jeda. Tentu bukan kesalahan. Kita perlu jeda dalam hidup. Seperti sebuah kalimat indah dengan titik. Bisa kita bayangkan sebuah kalimat tanpa titik, panjang dan melelahkan.

 Tentu kita butuh jeda. Jeda untuk menghirup napas dalam-dalam. Mensyukuri nikmat yang diberikan-Nya. Jeda untuk berdua dengan-Nya. Hanya ada kamu dan Dia. Di atas karpet kecil mencurahkan resahmu. Dalam hening. Jauh dari kebisingan.

 Jarang sekali rasanya ada orang yang tidak pernah merasa jenuh dan ingin menyerah. Apakah itu terjadi pada dirimu atau seseorang yang kamu kenal. Jawaban atas dilema ini berpusat pada suatu ketekunan.

Posting Komentar

12 Komentar

  1. Sering banget. Apalagi kalau sudah terlampau lelah

    BalasHapus
  2. Saat ini saya sedang berada di titik itu ka, lagi binggung mau pindah atau bertahan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah semangat 😀😀 semoga dapat jawabannya yang tepat dan sesuai.. insya allah diberi jalan 😍😍😍

      Hapus
  3. menjaga kewarasan itu penting, refresh kalau perlu..

    BalasHapus
  4. Jawaban atas dilema ini berpusat pada suatu ketekunan.

    BalasHapus