Harapan Kecil

Aku selalu jadi bulan-bulanan. Kala segerombolan orang asing itu datang memojokki ku. Mereka menertawai ku sambil melempari ku dengan botol, kertas, plastik atau sepuntung rokok. Meski terkadang meleset, tapi aku berharap mereka bisa mengenai ku tepat di dalam. 

Di tendang pun aku biasa. Sampai tubuhku remuk, aku hanya diam, sudah biasa. Menjadi tempat mereka melampiaskan emosi karena penat. Kadang ada bagian tubuhku yang harus hilang, karena pukulan yang terlalu kuat. Tapi aku tidak pernah merasa sakit. Aku tidak apa-apa. Sedih pun tidak. 

Pukulan-pukulan itu tak sebarapa. Lebih sakit ketika mereka menganggap aku tak ada. Padahal nyata mereka melihatku. Aku merasa lebih remuk ketika mereka mengabaikan ku. Ketika mereka lebih memilih berjalan melalui ku tanpa menoleh. Ketika mereka mulai tidak peduli. Bahkan untuk memberi ku makan. Padahal nyata mereka melihatku.

Jika bisa bertanya, ingin sekali aku sampaikan, kenapa? Kenapa memilih yang lain, padahal aku ada? Apakah aku terlalu sulit dijangkau? Atau aku tak pernah terlihat di hatimu?

Jika bisa bicara, ingin sekalai aku ucapkan, lihat aku! Bukan dengan mata, tapi dengan hati. Rasakanlah kalau aku ada dan menunggu. Selalu setiap hari.

Tapi, aku tidak pernah berhenti berharap. Aku percaya, suatu saat mereka akan melihatku. Mereka akan lebih peduli padaku. Seperti para pahlawan berseragam oranye. 

Posting Komentar

8 Komentar

  1. Balasan
    1. Apa kak? Tong sampah πŸ™ŒπŸ»πŸ™ŒπŸ»πŸ™ŒπŸ» Apa ga kebaca ya? β˜ΊοΈπŸ˜…πŸ˜…

      Hapus
  2. Diabaikan itu sakit ya mbak. Hukuman paling kejam menurutku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bangettt bu :( apalagi sama orang yg disayang hha xD

      Hapus
  3. Mulai hari ini Akan lebih menghargai tong sampah hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo buang sampah pada tempatnya πŸ™ŒπŸ»πŸ™ŒπŸ»πŸ™ŒπŸ»πŸ˜πŸ˜πŸ˜

      Hapus