Kepribadian, Karakter, Sifat, Watak, Tempramen, Samakah?


Seringkali kita menilai kepribadian diri sendiri maupun orang lain. Terkadang kita menggunakan istilah sifat, karakter, tempramen, ciri, watak ataupun kebiasaan. Apakah sama? 

Istilah-istilah tersebut memang terlihat sama, namun kenyataannya memiliki penekanan yang berbeda-beda.

Karakter berasalah dari bahasa Yunani kharakter yang melekat erat pada sebuah batang pohon. Ketika kita mengukir sebuah simbol atau gambar tertentu pada batang pohon, maka gambar itu tidak akan mudah terhapus dan akan tetap ada sepanjang pohon itu tumbuh. Begitu pula halnya dengan karakter.

Ketika kita ingin memahami apa perbedaan karakter dan kepribadian, akan menjadi menarik jika kita mengulas balik sejarah penelitian masa lampau. Pada tahun 1920an, sebuah studi yang dilakukan Hersthon, May dan kawan-kawan menemukan bahwa perilaku manusia tidak selalu konsisten dalam situasi yang sama. Artinya, manusia yang sama tidak selalu menunjukkan perilaku yang sama pula bila dihadapkan dalam situasi yang serupa. Itulah sebabnya, para ahli psikologi pada zaman itu tidak lagi menggunakan istilah karakter dan bealih pada istilah kepribadian untuk mempelajari tentang etika, moral dan sifat lainnya.

Namun, pada tahun 2000-an, penelitian yang dilakukan Paul Bloom menunjukan hasil yang berbeda. Hasil studinya menunjukan bahwa pada bayi berusia 6 bulan sekalipun, sudah memiliki karakter dan pemahaman akan moral. Hal ini seolah membuka kembali pintu yang telah lama tertutup mengenai karakter. Oleh karena itu, arus psikologi positif saat ini sudah mulai meneliti kembali tentang istilah karakter ini.

Karakter adalah kombinasi dari sifat-sifat dalam diri seseorang, yang menjadikannya unik, berdasarkan apa yang dimiliki sejak lahir (genetik) maupun apa yang ia pelajari dari lingkungannya yang cendrung menetap.

Kepribadian atau personality berasal dari bahasa Yunani persona. Persona bearti topeng namun bukan menutupi identitas diri. Kata persona dalam bahasa Yunani merujuk pada simbol yang mempresentasikan identitas seseorang. Atau sebagai 'alat' dalam mengenalkan dirinya pada dunia. 

Jadi, sekarang pahamkan, kenapa digunakan istilah character  building dan bukan personality building ?


Posting Komentar

0 Komentar