Boleh Memukul Anak, Asal


Image result for hit children
Photo: https://qph.fs.quoracdn.net/main-qimg-47c696316ad176be17436922f80331d7-c
Tidak jarang kita jumpai orangtua yang main tangan dalam mendidik anak. Entah itu untuk mendisplinkan anak atau ketidakmampuan dalam mengontrol emosi. Namun, tahukan wahai orangtua, penggunaan hukuman fisik yang berlebihan dapat memberikan dampak buruk pada anak. Baik itu membuat anak jadi takut pada kita atau membangkang dan membeci kita. 

Bukankah seharusnya orangtua menunjukkan belas kasih dan kelembutan kepada anak-anaknya? Seperti yang diriwayatkan Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad,

عليك با لرفق واياك والعنف والفحش

"Hendaklah engkau lemah lembut dan jauhilah kekerasan dan kekejian."

 Namun, bukan bearti lembek. Orangtua tetap harus tegas untuk mengajarkan disiplin pada anak. Tegas bukan bearti terlihat garang. Ketegasan bisa dilakukan tanpa harus memukul anak. Bahkan hukuman berupa pukulan adalah hukuman terberat dalam Islam. Namun, boleh dilakukan asal semua hukuman sudah tidak berguna lagi. 

Sebelum orangtua boleh menaikkan tangan untuk memukul anak, ada tahap yang harus dilakukan.

1. Menasehati Anak dan Memberikan Petunjuk

Image result for give advice to child
Photo: https://cdn.skim.gs/image/upload/v1456342692/msi/mom-talking-to-son-horiz_fwjsmi.jpg
Hal yang pertama kali harus dilakukan ketika anak berbuat salah adalah menasehati terlebih dahulu. Kemudian berilah petunjuk, jelaskan apa yang salah dan apa yang seharusnya dilakukan. Karena jika hanya menasehati tanpa ada petunjuk kemungkinan anak tidak mau mendengar. Selain itu, orang tua juga harus memberikan contoh yang baik. Karena jika orangtua melakukan sebaliknya, anak akan menganggap nasehat yang diberikan hanya ucapan belaka. 
Seperti yang dicontohkan Rasulullah shallallahu alaihi sallam pernah memberi nasihat dan petunjuk kepada Umar bin Abi Salamah ketika sedang makan,

يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ



Artinya, " Nak, sebutlah nama Allah ta'ala. Makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah yang ada di hadapanmu." (Muttafaqun alaihi, Bukhari no. 5376 dan Muslim no. 2022)


2. Menunjukkan Ekspresi Tidak Senang

Image result for upset parent
Photo: https://www.diegocriminaldefense.com/wp-content/uploads/2014/09/upset-mom-with-teen-daughter.jpg

Jika menasehati kurang cukup, maka orang tua bisa menunjukkan ekspresi wajah tidak senang pada anak. Berpalinglah dari anak dan tunjukkan ekspresi tersebut. Hal ini bisa menunjukkan pada anak, bahwa orangtua tidak menyukai perbuatan mereka dan anak bisa menyadari kesalahannya. Anak akan merasa tidak nyaman ketika orangtua yang biasa memperhatikkannya menunjukkan wajah tidak senang. Namun, tentunya jangan sampai orangtua menyertai kata-kata kasar, karena ini justru akan menyakiti anak. 

3. Menghentikkan Perbuatan Anak


Setelah menunjukkan ekspresi tidak senang dan anak tetap melakukan kesalahan, orangtua bisa mulai mengambil tindakkan dengan menghentikkan perbuatan anak secara langsung. Menghentikkan perbuatan anak yang dimaksud bukan dengan memukul anak, melainkan memberi teguran. Orangtua juga harus memperhatikkan penggunaan kata ketika memberikan teguran kepada anak. Jangan sampai mengeluarkan kata kasar ataupun hinaan pada anak.

4. Menjewer Telinga Anak

Ini adalah hukuman fisik pertama untuk anak setelah dengan perkataan anak tetap melakukan kesalahan. Pada tahap ini, anak akan mengenali rasa kepedihan dan belajar dari perbuatannya. Seperti yang pernah dilakukan Rasulullah shallallahu alaihi sallam yang menjewer anak-anak bernama Abdullah bin Bushr dan Nu'man bin Basyir. Bahkan disertai dengan kalimat, "Wahai anak yang tidak amanah!"

5. Hukuman Pukulan

Image result for hit child hand

Hukuman berupa pukulan hanya diberikan jika nasihat, teguran dan jeweran tidak berhasil dalam mengubah perilaku anak. Meskipun pukulan di perbolehkan, namun orangtua harus memperhatikan syarat-syaratnya:

  • Sebelum memukul anak, wajib menjelaskan sebab hukuman tersebut. Di sertai penjelasan yang benar agar tidak mendapat hukuman
  • Memukul di mulai dari usia 10 tahun.
    Rasulullah tidak mengizinkan memukul anak-anak di bawah 10 tahun. Orangtua harus sabar dan tidak terburu-buru dalam memberikan hukuman pada anak, serta pengunaan pukulan hanyalah solusi terakhir.
  • Jangan memukul lebih dari 10 kali. 
  • Alat yang digunakan.
    Bentuknya haruslah sedang, seperti ranting atau tongkat. Tidak boleh terlalu basah maupun terlalu kering agar tidak melukai kulit anak. Contohnya kulit, akar, kayum sendal, atau kain yang dipilin.
  • Pukulan di larang membekas di kulit anak
  • Cara memukul pun harus diperhatikan. Harus menyebar di beberapa bagian tubuh. Selain itu berikan jeda dari pukulan satu ke pukulan berikutnya. Supaya rasa sakit yang di rasa agak mereda. Di larang memberikan pukulan di kepala dan kemaluan. Lebih baik di bagian tangan dan kaki, karena tempat ini yang paling kecil memberikan dampak pada anak. 
  • Berhenti memukul jika anak menyebut nama Allah subhana wa ta'alla


Selain itu harus diperhatikan untuk tidak terlalu sering memberikan pukulan. Berikan kesempatan pada anak untuk memperbaiki kesalahan mereka. Jagalah lisan ketika menghukum anak, jangan sampai mengluarkan kata kotor, hinaan dan makian yang bisa membuat anak membenci kita. Dan yang terpenting adalah tegas dan konsisten. Artinya ketika anak salah, tegurlah. Jangan sampai kita membiarkan kesalahan anak, karena hal ini akan memberikan kebingungan pada anak.

Tidak ada pemberian ibu bapak yang paling berharga kepada anaknya daripada pendidikan akhlak mulia - Hadits Riwayat Al Bukhari






#komunitasonedayonepost #odop_6

Posting Komentar

0 Komentar