Ketika mendengar kata depresi, apa yang anda bayangkan?
Gambaran depresi yang sering kita jumpai, entah itu disuatu film atau novel, adalah kesan kesuraman. Depresi sering dikaitkan dengan seseorang yang terlihat pendiam, tidak memiliki teman, selalu menyendiri, berpakaian serba gelap dan tidak pernah tersenyum.
Padahal tidak selalu seperti itu.
Pernah tidak lihat berita di televisi, seseorang yang tiba-tiba ditemukan tewas gantung diri di kamarnya. Padahal, dia adalah orang yang periang dan terlihat biasa saja. Tidak ada kesan suram sama sekali.
Nah, gambaran depresi yang sering kita lihat, tidak selalu salah. Namun, juga tidak sepenuhnya benar. Seseorang yang terlihat periang, seperti tidak memiliki masalah, boleh jadi sesungguhnya ia menyimpan beban berat, yang terkadang tidak disadarinya.
Yuk simak, tanda-tanda depresi yang mungkin tidak kita ketahui.
Ketika tiba-tiba pola tidur dan makan berubah secara dratis, hal ini perlu diwaspadai. Tidur adalah pondasi untuk kesehatan baik fisik maupun mental. Kurang tidur atau tidur yang berlebihan bisa jadi sinyal yang serius yang harus diwaspadai.
Tidak hanya tidur, begitu juga pola makan. Seseorang yang depresi seringkali makan berlebihan untuk merasa 'penuh'. Hal ini dilakukan untuk mengisi 'kekosongan' yang mereka rasakan. Tapi terkadang, mereka justru sama sekali tidak berselara. Mereka melihat makanan bukan hal yang menyenangkan atau tidak ada hal yang berguna dengan makan.
Depresi membuat seseorang menjadi lebih sensitif. Mereka akan menanggapi suatu hal too serious. Misalkan ketika sedang bercanda dengan teman lain, seseorang dengan depresi mungkin saja menanggapi candaan tersebut sebagai hinaan yang bisa membuatnya marah besar.
Kita mungkin berfikir, "kenapa sih tuh orang, baper amat."
Padahal, hal tersebut bisa jadi sinyal tersembunyi, loh.
Pernahkah anda bertemu dengan seseorang yang selalu ingin sempurna dengan segala hal yang ia lakukan? Dari pakaian, makanan, pekerjaan, dan lainnya. Selalu ingin melakukan yang terbaik tentu bukan masalah. Namun, selalu ingin terlihat sempurna secara berlebihan, bisa jadi tanda yang serius.
Mengapa hal ini dikaitkan dengan depresi? Seseorang dengan depresi memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap dirinya. Kesalahan kecil bisa menjadi petaka yang besar baginya. Untuk itu, ia selalu ingin melakukan yang terbaik dan harus sempura, agar bisa menghindari kesalahan-kesalah tersebut.
4) Bicaranya filosofis
Ketika kita mulai dekat dengan seseorang yang ternyata mengalami depresi, kita mungkin menemukan bahwa dia seseorang yang filosofis. Topik pembicaraan jadi tidak biasa. Lebih sering membicarakan tentang makna hidup dan kematian.
Depresi tidak hanya menyerang mental tapi juga fisik. Penyakit seperti maagh, migran, bahkan sariawan yang tak kunjung sembuh, bisa jadi sinyal dari tubuh sebagai tanda seseorang mengalami depresi. Tanda ini sering kali diabaikan. Hanya dianggap sebagai penyakit fisik biasa. Dokter pun hanya memberi obat untuk menangani penyakit tersebut tanpa mencari penyebab munculnya penyakit.
Bukan perhatian palsu ataupun pura-pura. Tapi perhatian yang mereka berikan memang benar-benar nyata dan sangat intens. Ngasih perhatian ke orang lain adalah pekerjaan terbaik orang yang mengalami depresi.
Namun, mereka tidak akan mau membiarkan anda melihat dirinya. Mereka tidak akan mengatakan kerapuhan yang dirasakan. Akan ada dinding pembatas yang selalu dibangun orang yang depresi.
Ini adalah sinyal yang paling menakutkan.
Kenapa?
Ketika ada pikiran untuk bunuh diri muncul, dan tidak ada seorang pun yang tahu, apa yang akan terjadi? Tidak akan ada yang percaya. "Kok bisa? Depresi? Hidup dia baik-baik aja deh perasaan."
Pelaku bunuh diri sebenarnya adalah korban. Pelaku utamanya adalah depresi. Depresi bisa mengincar siapa saja. Kita harus lebih peka terhadap diri sendiri maupun orang lain. Tangkap segera depresi, sebelum dia melakukan aksinya. Karena mungkin saja, dia merenggut orang terkasih kita.
Hatinya adalah taman tersembunyi dengan tingginya dinding yang membatasi.
27 Komentar
Mencintai diri SAlah satu wujud Dr mensyukuri apa yg telah di berikan Allah. Nice sharing mb
BalasHapusbener banget mba. kalau selalu ingat Allah, insya Allah ya mba, jauh dari kata depresi :)
HapusIlmu baruu mbaa, bermanfaat bangeet. Terima kasih ya kak buat infonya ��
BalasHapusALhamdulillah mba :D
HapusMakasih infonya mbak..
BalasHapusSama-sama mba ^^
HapusIni ternyata bisa jadi kode ya mbak. Terimakasih infonya. Terutama untuk mengenali diri sendiri. Semoga terhindar dari depresi
BalasHapusIya bu. Aamiin, insyaallah ya bu, kalau selalu mengingat Allah :))
HapusTerima kasih sharingnya mba, bermanfaat sekali
BalasHapusALhamdulillah mba :D
HapusAku hampir pernah di titik ini mbaaaaa, Alhamdulillah dengan menulis dan mengerjakan hobbyku ini bisa membantuku lebih rileksss dan tenang
BalasHapusAlhamdulillah ya mba.. Menulis memang masyaallah sekali :') bisa menjaga kita tetep waras
HapusNgeri ya kalo depresi...
BalasHapusngeri lah mba :D
HapusKak kalau terdeteksi depresi (diri sendri) apa yg harus dilakukan..?
BalasHapusKalau sudah terdeteksi segera cari pertolongan ya, bisa ke psikolog atau guru spiritual kalau ada :))
HapusBaca ini sambil cek-cek ke diri sendiri. Semoga kita semua dijauhkan dari hal seperti ini
BalasHapusAamiin ya rabb :))
HapusAku pernah mengalami tapi sampai tahap perubahan pola tidur dan pola makan. Berat badan turun sampai 10 kg 😂. Menulis adalah salah satu terapi yang aku lakukan.
BalasHapusWow, lumayan ya itu ummi, tapi cepat terdeteksi dan ditangani, apalagi penanganannya tepat. Alhamdulillah. Apalagi sekarang menulis jadi rezeki Allah ya ummi, subhanallah sekali jalan Allah tuh :')
HapusMakasih banyak mbak, saya jadi nambah ilmu dan ide buat tulisan selanjutnya...hhe
BalasHapusAlhamdulillah mas, saya juga sering dapat ide dari blog mas :D
HapusJauh2 depresi, hidup ini masih indah koq.
BalasHapusKalau dateng langsung diusir aja mba, seperti lihat kecoa, langsung bunuh dan buang :D
HapusBeberapa ciri masuk ke diriku, apakah aku mulai depresi? Kayaknya butuh piknik 🤣🤣🤣
BalasHapuswah harus diwaspadai dengan segera mba :')
HapusBerbicara filosofis? Hmmm ini apakah kutipan atau pengalaman pribadi atau orang lain mba?
BalasHapus