Setiap orang tua memiliki cara-cara yang berbeda dalam mendidik anak mereka. Apapun itu, mereka memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk kebaikkan anak. Namun terkadang, ada beberapa hal yang dilakukan orangtua tanpa sadar dapat melukai sang anak. 

Terlalu Banyak Memuji
Image result for praise children

Memuji anak ketika mereka berhasil melakukan sesuatu tentu bukan hal yang salah. Namun, jika selalu memuji anak untuk setiap hal yang mereka lakukan mungkin akan berdampak buruk. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak merasa tidak masalah terhadap kritikan yang orang tua mereka berikan asal disertai pujian. Jadi, keseimbangan antara pujian dan kritikan itu sangat diperlukan. 

Salah satu cara yang efektif dalam memuji anak adalah jangan memuji anak, tapi pujilah apa yang mereka lakukan. 

Memuji anak : Anak mama memang pintar! Ih hebat anak mama! 
Memuji proses : Anak mama pasti belajar dengan giat ya! 

Peneliti dari Universitas Chicago menemukan bahwa memuji apa yang dilakukan anak dari pada anak itu sendiri, bisa memberikan efek yang lebih panjang. 

Terlalu Banyak Bicara di Waktu yang Sama


Ketika orangtua bicara terus dan terus tanpa jeda dalam menasehati anak, kemungkinan besar anak kurang dapat menangkap apa yang disampaikan. Normalnya manusia dapat memproses 4 "potong" informasi. Ini sekitar 30 detik atau 2 sampai 3 kalimat dalam sekali berbicara. 

A: "Ibu ga setuju kalau kamu ikut osis dan pramuka sekaligus. Kamu tahu kan kegiatan osis aja udah banyak. Belum rapat ini rapat itu, ngurusin kegiatan, kepanitian. Banyak yang mau diurus. Apalagi mau ikut pramuka yang latihannya tiap hari sabtu. Belum lagi ngerjain tugas sekolah, pr, belajar untuk ulangan. Ibu ga yakin kamu bisa ngelakuin itu semua sekaligus. Nanti kalau nilai kamu rendah semua gimana? Emang kegiatan yang kamu ikutin bisa nolong kamu?"

B: "Kalau kamu mau ikut osis dan pramuka, kamu mungkin ga ada waktu belajar dan istirahat. Coba sini duduk dekat ibu, kita lihat mungkin ga kamu ngelakuinnya."

Mana yang mungkin didengarkan anak? Pada contoh A, terlalu banyak pesan dan informasi yang disampaikan. Hal ini dapat membuat anak bingung dan menjadi tidak mau mendengarkan apa yang orangtua katakan. Apalagi jika penyampaian orang tua disertai nada yang kurang enak, ini bisa menimbulkan kecemasan dan keraguan pada anak.

Berikan informasi satu persatu. Biarkan anak mencerna setiap perkataan dan mengekspresikan apa yang mereka rasakan pada informasi pertama. Baru terangkan rintangan-rintangan yang mungkin dilalui anak. 

Mengomel dan Banyak Memberikan Peringatan

Setiap orang tua mungkin tahu rasanya ketika anak sulit dibangunkan dipagi hari. Belum lagi menyiapkan sarapan, mencari kaos kaki, mengemaskan buku dan mencari perlengkapan sekolah. Terlebih jika orangtua harus berangkat kerja dan mengantar anak. Orangtua menjadi hilang kontrol, sehingga mencoba mengontrol suasana dengan mengomel pada anak. Masalahnya adalah semakin orangtua mengomel semakin anak akan mengabaikan hal tersebut. 

A: "Udah jam 5 ini belum bangun lagi! Mandi cepat, udah ngemasin buku belum?"

10 menit kemudian.

A: 10 menit kamu belum mandi lagi? Buku udah dikemasin belum? Cepat mandi. Nanti semua orang terlambat gara-gara kamu.

10 menit kemudia.

A: Belum pakai baju lagi? Dasi mana? Kaos kaki kemarin simpan dimana? PR udah dimasukin belum? Lama banget sih kamu. Nanti kita terlambat!

Dan seterusnya anak diomeli selama perjalanan ke sekolah.

B:  Kita akan berangkat sekolah 1 jam lagi. Kalau kamu terlambat dan nanti ada yang tertinggal, terserah mau bicara apa sama bu guru.

Mana yang mungkin mengajarkan disiplin pada anak? Pada contoh pertama, orangtua terlalu banyak mengatur dan memberikan peringat secara tidak langsung pada anak bahwa mereka tidak mempercayai anak dalam menghandle situasi. Hal ini bisa membuat anak menjadi kurang percaya diri dan terlalu tergantung pada orangtua. Sementara pada contoh kedua, menunjukan instruksi yang jelas dengan konsekuensi jika tidak mematahui. Orangtua membiarkan anak memilih dan hal ini dapat membuat anak belajar konsekuensi dari pilihannya.

Mengasuh anak adalah tantang besar untuk orangtua. Berkomunikasi secara efektif dan sadar dengan perilaku kita terhadap anak adalah hal terpenting. Memberikan konsekuensi pada anak, mengajarkan anak tentang "batasan", sementara mendengarkan anak sambil memberikan otonomi, mengajarkan anak tentang respect. 

Orangtua adalah model bagi anak. Setiap kata, gerakkan, perilaku punya efeknya. Tidak ada orang lain atau lingkungan yang bisa memberikan pengaruh paling besar pada anak selain orang tua mereka - Bob Keeshan.